Cari di Website Ini

Jumat, 11 November 2011

Yingluck Tidak Akan Lepas Jabatan


Banjir selama lebih dari tiga bulan tidak hanya melumpuhkan kehidupan masyarakat Thailand.Luapan air bah yang telah merendam lebih dari setengah negara itu,juga menjadi “bencana”bagi Perdana Menteri (PM) Yingluck Shinawatra.
Perdana menteri wanita pertama ini mendapatkan kritik atas cara pemerintah menangani banjir terburuk dalam sejarah Thailand. Namun,tidak ada kata menyerah bagiYingluck.Adik kandung mantan PM Thaksin Shinawatra ini kemarin menegaskan tidak akan mundur dari jabatannya dan akan terus berjuang mengatasi bencana banjir di negerinya. “Rakyat mendukung dan memilih saya,sehingga saya ingin meneruskan kerja dengan kemampuan terbaik,” kataYingluck kepada AFP, saat ditanya apakah dia mempertimbangkan melepas jabatannya. Banjir yang berlangsung selama tiga bulan telah menewaskan 533 orang,merusak ribuan rumah,serta mata pencarian jutaan orang.Banjir juga merendam kawasan industri dan memaksa sejumlah pabrik menghentikan operasinya. Lambat tapi pasti,air bah mengalir ke pusat Bangkok, ibu kota yang dihuni 12 juta jiwa. Jalan-jalan utama tergenang dan pusat kota yang menjadi area hotel-hotel mewah, pusat perbelanjaan dan bisnis, mulai terkepung air. Saat mengunjungi tempat pengungsian bagi warga yang terkena banjir di distrik Chatuchak, Bangkok,Yingluck meminta publik memaklumi. “Setiap orang telah bekerja hingga kemampuan puncak mereka. Ini bencana alam yang negara- negara lain juga gagal untuk mencegahnya,”kata politikus Pheu Thai Party ini. “Saya ingin meminta simpati untuk semua petugas yang bekerja memerangi banjir,dan saya akan melakukan yang terbaik dan mendengar semua saran.” Yingluck baru berkuasa pada Agustus,tapi dia mendapat tekanan besar untuk mengatasi banjir.Lawan politiknya mengecamYingluck kurang memiliki kepemimpinan dalam mengatasi banjir. Setelah tiga bulan menjabat, pemerintahanYingluck mendapatkan dukungan 48%, berdasarkan jajak pendapat terhadap 1.168 responden yang dipublikasikan Universitas Bangkok pada Selasa (8/11).“Sejauh ini dia menjalankan negara tanpa arah atau ketegasan,”kritik Chavanond Intarakomalyasut,juru bicara oposisi Partai Demokrat,yang menahan diri untuk mendesak Yingluck mundur. Sementara itu,perusahaan automotif asal Jepang,Toyota dan Mitsubishi Motor,menyatakan siap memulai kembali produksi di Thailand setelah air bah merendam pabrik mereka selama lebih dari sebulan. SYARIFUDIN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar