Cari di Website Ini

Selasa, 06 Desember 2011

Bencana Mengepung Indonesia



JAKARTA– Masyarakat harus mewaspadai ancaman banjir dan tanah longsor pada Desember hingga Januari depan.


Kewaspadaan ini terkait meningkatnya suhu permukaan air laut di hampir sebagian besar perairan wilayah Indonesia. Kondisi ini menyebabkan pasokan uap air pembentuk awan berlimpah sehingga menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi. Kepala Bidang Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hari Tirto mengungkapkan, berdasarkan prakiraan potensi banjir dari BMKG,Kementerian PU, dan Bakosurtanal, hingga Januari 2012 terdapat 11 provinsi yang memiliki potensi tinggi banjir.

Provinsi itu adalah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Sumatera Utara (Sumut), Sumatera Barat (Sumbar), Kalimantan Barat (Kalbar), Sumatera Selatan (Sumsel), Banten, Jawa Barat (Jabar), DKI Jakarta, Jawa Tengah (Jateng), Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),dan Jawa Timur (Jatim). Selain banjir, sejumlah provinsi diidentifikasi rawan mengalami bencana longsor.

Daerah itu adalah NAD, Sumbar, Bengkulu, Jambi, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Sumsel, Sumut, Nusa Tenggara Barat NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT),Papua Barat,dan Papua. ”Kami meminta agar masyarakat mewaspadai hujan deras disertai angin kencang yang bakal terjadi antara 6–12 Desember mendatang,” ujar Hari, di Jakarta,kemarin.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan,di Indonesia terdapat 172 kabupaten atau kota yang berisiko tinggi dari bencana banjir dan 118 kabupaten atau kota berisiko sedang.

Sementara risiko tinggi dari bencana longsor sebanyak 154 kabupaten atau kota dan 149 kabupaten atau kota berisiko sedang.”Bencana banjir umumnya terjadi di wilayah barat karena menerima curah hujan lebih tinggi dibandingkan dengan Indonesia timur,”kata Sutopo.

Untuk mengantisipasi banjir dan longsor tersebut,BNPB telah melakukan sejumlah persiapan seperti koordinasi kesiapsiagaan banjir dan longsor dengan berbagai kementerian, penyusunan rencana kontingensi dan rencana aksi terpadu menghadapi ancaman banjir dan longsor,pengiriman peralatan dan logistik ke 33 provinsi dan 265 kabupaten atau kota, serta persiapan tim Satuan Reaksi Cepat yang bisa dimobilisasi setiap saat.

Selain itu,BNPB juga sudah menyiapkan dana siap pakai atau dana oncall. Dana tersebut saat ini masih tersedia sekitar Rp116 miliar. BNPB bahkan sudah menggelar rapat koordinasi di tingkat provinsi dan gelar kesiapan di DKI Jakarta dan Jawa Timur. Menurutnya, kebijakan dan strategi penanganan bencana banjir dan longsor di kabupaten atau kota tanggung jawab bupati atau wali kota yang dilaksanakan BPBD.

”Demikian pula untuk tingkat provinsi,tanggung jawab utama tetap pada gubernur sebagai kepala daerah,”ucapnya. Peringatan BMKG dan BNPB merespons sejumlah bencana banjir, tanah longsor, banjir bandang, dan angin puting beliung yang melanda sejumlah wilayah di Tanah Air belakangan ini.

Seperti di Nias Selatan, banjir menerjang sejumlah desa di Kecamatan Mazo dan mengakibatkan lima orang tewas dan puluhan lainnya dinyatakan hilang. Di Jawa Tengah, banjir bandang menghantam wilayah Kabupaten Pati dan Kudus. Bencana yang menerjang pada Sabtu (3/12) mengakibatkan 59 rumah rusak berat, 28 bangunan hanyut, dan ratusan rumah lainnya rusak ringan.

Prasarana umum sebanyak 16 jembatan penghubung antardesa atau antarkecamatan juga rusak karena terjangan banjir bandang. Dalam musibah tersebut, dua warga dilaporkan meninggal dunia. Banjir juga dilaporkan menerjang kawasan Kecamatan Momunu, Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah, dan mengakibatkan ratusan rumah penduduk terendam air.

Adapun di Bengkulu, hujan lebat mengguyur wilayah itu,Jumat (2/12) sekitar pukul 17.15 WIB dan mengakibatkan puluhan rumah warga di tiga desa dalam Kecamatan Seluma Barat terendam dan bahkan hanyut. Adapun tanah longsor dilaporkan sudah menghampiri beberapa wilayah seperti di Bandung Barat,Jawa Barat; dan Makassar, Sulawesi Selatan.

Di Makassar kondisinya bahkan memprihatinkan.Tembok Perumahan Mutiara di Jalan Sukadamai, Kelurahan Sinrijala, Kecamatan Panakkukang, yang ambrol setelah hujan lebat menewaskan 11 orang. Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo di Makassar menilai, peristiwa tersebut menjadi peringatan bagi seluruh kepala daerah dan wilayah untuk mengantisipasi bencana.

” Ini juga menjadi warning bahwa cuaca ekstrem dan halhal berbahaya harus terantisipasi. Kalau perlu,sekarang ini siaga bencana, harus siap berkoordinasi. Di tingkat provinsi hal ini sudah dan selalu dilakukan,” katanya kemarin. Kemarin longsor juga dilaporkan terjadi di Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember.

Bencana yang terjadi setelah hujan deras yang mengguyur kawasan lereng Gunung Hyang Argopuro selama empat jam itu mengakibatkan sejumlah rumah warga hancur. andi setiawan/ujang marmuksinudin/muhammad roqib/ yos naiobe/ muhammad oliez/ m abduh/ p juliatmoko/ant

Tidak ada komentar:

Posting Komentar