Cari di Website Ini

Selasa, 27 Desember 2011

Korban Banjir Filipina Tinggal di Kota Tenda


CAGAYAN DE ORO – Lebih dari 60.000 pengungsi korban banjir di Filipina harus bersedia tinggal di kota tenda selama beberapa bulan mendatang. Mereka harus menunggu hingga rumah yang dijanjikan pemerintah selesai dibangun. Puluhan ribu pengungsi akibat banjir itu tinggal di gedung- gedung pemerintahan di Cagayan de Oro dan Iligan. Sebagian besar tempat pengungsian merupakan sekolah-sekolah yang dibuka lagi untuk para murid setelah liburan.


“Kami tidak dapat membangun tempat pengungsian permanen untuk mereka dalam waktu dekat.Akan memerlukan beberapa waktu.Mereka harus pindah ke tenda-tenda saat sekolah dibuka lagi pada 3 Januari,” ujar kepala pertahanan sipil Filipina Benito Ramos pada AFP. Ramos menjelaskan, tidak ada waktu yang pasti untuk pembangunan rumah permanen tapi dia memperkirakan beberapa rumah akan selesai dibangun dalam enam bulan.

Para pengungsi menyatakan khawatir dengan masa depan mereka. Badai Washi mengakibatkan banjir di Pulau Mindanao, Filipina, selatan pada 17 Desember. Sebagian besar permukiman warga dibangun di daerah pantai sehingga saat badai menerjang rumah-rumah mereka tersapu ke laut.Wilayah permukiman tersebut dihuni oleh kaum migran miskin.

Pemerintah Filipina tidak biasanya membangun rumahrumah bagi korban bencana alam yang kehilangan tempat tinggalnya. Tapi, Presiden Filipina Benigno Aquino melarang para korban banjir kembali ke wilayah yang rawan banjir. Aquino menempatkan polisi bersenjata di wilayah tersebut untuk memastikan kebijakannya dipatuhi.

Menteri Kesejahteraan Sosial Filipina Corazon Soliman menjelaskan, tentara sedang membangun rumah sementara di Cagayan de Oro, lokasi sebagian korban tewas dari total 1.236 orang yang meninggal dunia akibat badai tersebut. Permukiman sementara juga dibangun di Iligan hingga pemerintah daerah menemukan lokasi relokasi yang lebih layak.

“Targetnya, permukiman sementara selesai dalam dua pekan pertama Januari sehingga para keluarga dapat memiliki ruang pribadi yang tidak mereka peroleh di pusat evakuasi,” ujar Soliman pada televisi ABS-CBN. “Namun, karena baru ada 12 unit, itu tidak cukup bagi semua pengungsi dan sisanya akan tinggal di tenda-tenda.” Di sebuah gedung olahraga Cagayan de Oro ditempati 300 keluarga.

Salah satu pengungsi, Fede Mendez,mengaku bahwa dia dan suaminya mengirimkan dua anak mereka tinggal bersama keponakan mereka hingga pemerintah membangun rumah untuk para pengungsi. “Kami kembali ke nol.Kami tidak memiliki pekerjaan atau uang, sehingga kami mengambil apa pun yang pemerintah tawarkan pada kami,” katanya.

Setiap bagian dari gedung olahraga itu terisi dengan matras dan kardus. Seorang sukarelawan, Ali Tongson, mengatakan, fasilitas toilet sangat terbatas. Wali Kota Cagayan de Oro Vicente Emano mengatakan, dana pemerintah pusat yang dijanjikan untuk membangun permukiman tidak cukup. “Saya tidak tahu apakah orangorang itu dapat membangun rumah-rumah mereka sendiri karena mereka kehilangan semuanya,”ungkapnya. syarifudin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar