Cari di Website Ini

Rabu, 02 November 2011

Bencana Tak Juga Teratasi, Rakyat Marah

BANGKOK– Pemerintah Thailand kemarin berupaya meredam kemarahan korban banjir saat air bah menenggelamkan lokasi baru di sekitar Bangkok. Banjir yang terjadi sejak Juli telah menenggelamkan sebagian besar wilayah di sekitar Sungai Chao Phraya, menewaskan sedikitnya 400 orang, dan berdampak terhadap lebih dari dua juta orang. Di bagian timur laut Bangkok, kota Sam Wa, warga yang marah mendesak agar pintu air dibuka agar banjir dapat reda.


Warga Sam Wa sempat bentrok dengan polisi pada Senin (31/10) dan Perdana Menteri (PM) Thailand Yingluck Shinawatra kemudian memerintahkan pintu air tersebut dibuka satu meter. Namun, otoritas Bangkok memperingatkan,air yang mengalir dari pintu air itu dapat menggenangi wilayah ibu kota yang masih kering.

“Kami menentang keputusan itu, tapi pemerintah telah meminta BMA membuka pintu air itu sehingga lebih banyak air akan datang,” papar juru bicara Otoritas Metropolitan Bangkok (BMA) Jate Sopitpongstorn pada Reuters.“Air bah dapat mencapai kawasan industri Bang Chan.Kami telah melihat konsekuensinya.” Pemerintahan Yingluck dan otoritas Bangkok tampak memiliki berbagai keputusan yang berbeda dalam penanganan banjir tersebut.Kedua pihak mewakili faksi-faksi politik yang berbeda.

Pakar dari tim manajemen banjir pemerintah Thailand tidak melihat risiko yang besar di pusat Bangkok dengan pembukaan pintu air tersebut.“Paling tidak kita tahu apa yang harus dilakukan. Ini hanya masalah waktu untuk mengatasinya,” papar akademisi Anon Sanitiwong Na Ayutthaya. Otoritas saat ini sedang mulai merancang rencana bernilai miliaran dolar untuk mencegah bencana banjir terulang lagi dan menjamin kepercayaan investor.

Kabinet Thailand fokus membahas rencana pemulihan bencana yang dapat bernilai hingga USD30 miliar, termasuk memperbaiki sistem manajemen air dan rehabilitasi kawasan industri. “Setiap investor,duta besar, yang saya ajak bicara, mereka tidak pernah bertanya setinggi apa banjir, tapi apa yang sebenarnya akan dilakukan Thailand untuk mencegah musibah ini terjadi lagi,” kata Deputi PM dan Menteri Perdagangan Thailand Kittirat Na Ranong.

Pemerintah akan mengundang berbagai pakar dari dalam dan luar negeri untuk membantu merancang rencana tersebut. “Kita harus mempersiapkan diri untuk masa depan. Persiapan dan pencegahan banjir serta kekeringan merupakan sesuatu yang harus kita mulai sekarang,” kata Kittirat. Yingluck menyatakan, dia menjamin para investor Jepang bahwa musibah ini tidak akan terulang lagi.

Pemerintah memperkirakan memerlukan waktu tiga bulan hingga berbagai kawasan industri dapat beroperasi lagi. Bank Sentral Thailand memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 2,6% dari perkiraan Juli 4,1%. Pertumbuhan ekonomi akan turun hingga 1,9% pada Desember akibat banjir.Inflasi naik hingga 4,19% pada Oktober dari 4,03% pada bulan sebelumnya,karena banjir mengakibatkan kenaikan harga beberapa kebutuhan pokok. Namun, Bank Sentral menyatakankenaikaninflasiitu hanya sementara. syarifudin. seputar indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar