Cari di Website Ini

Jumat, 04 November 2011

Seperlima Wilayah Bangkok Terendam

BANGKOK – Berbagai upaya untuk menyelamatkan ibu kota Thailand dari terjangan banjir ternyata tak menemui hasil. Seperlima wilayah Bangkok kemarin telah terendam air.Namun, sebagian warga tetap mengabaikan seruan untuk mengungsi. Warga lebih memilih tinggal di rumah yang tergenang air, meskipun berhadapan dengan risiko tersengat listrik dan terkena wabah penyakit.


Apalagi saat ini stok makanan dan air minum dalam kemasan semakin menipis. “Sebanyak 20% wilayah ibu kota tergenang banjir, tapi tidak seorang pun tahu berapa jumlah pasti warga yang sebenarnya terkena banjir. Ada 11.000 warga yang sudah tinggal di penampungan sementara di penjuru ibu kota,”ungkap juru bicara pemerintahan metropolitan Bangkok,Jate Sopitpongstorn, pada AFP.

Meski pusat Bangkok belum tersentuh banjir,beberapa daerah utara dan barat telah tergenang air bah dengan kedalaman yang bervariasi. Banjir terburuk dalam sejarah Thailand itu menewaskan 437 orang.Namun, hingga saat ini tidak ada laporan resmi korban tewas di Bangkok. Otoritas Bangkok telah mengeluarkan perintah evakuasi untuk delapan dari 50 distrik Bangkok. Penduduk yang tinggal di sekitar Bangkok protes karena wilayahnya dijadikan korban untuk menyelamatkan pusat ibu kota dari air bah.

Pusat Bangkok merupakan lokasi berbagai pusat perbelanjaan, hotel mewah,dan rumah orangorang kaya.Korban banjir pun marah dan menghancurkan beberapa tanggul air. Otoritas Bangkok berupaya keras melindungi pusat ibu kota agar tidak tenggelam.Mereka mengalirkan air di wilayah timur dan barat agar tidak langsung menuju pusat kota. Sejak banjir melanda ibu kota Thailand,krisis itu menjadi ajang perselisihan antara pemerintah pusat dan otoritas Bangkok.

Pemerintah pusat dipimpin oleh adik kandung mantan PM Thaksin Shinawatra yang merupakan lawan politik kubu oposisi yang dulu berkuasa. “Kelemahan utama dalam sistem ini ialah koordinasi dan itu dapat diperbaiki jika orangorang mengabaikan ego mereka. Ini seharusnya nonpartisan,” kata Chaiyuth Sukhsri, dekan Fakultas Teknik Sumber Daya Air di Chulalongkorn University.

“Dalam jangka pendek, kita dapat mengatasi sepertiga masalah, tapi sisanya jangka panjang. Memperbaiki infrastruktur membutuhkan waktu bertahun-tahun.” Banjir mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Thailand merosot tahun ini. Bencana itu juga mengakibatkan kerugian di sektor pertanian di negara pengekspor beras terbesar di dunia tersebut. Dampak lebih luas,harga beras naik di tingkat global.

Defisit anggaran sebesar 400 miliar baht (USD13 miliar) diperkirakan untuk tahun fiskal ini,dari 1 Oktober, naik dari nilai sebelumnya 350 miliar baht, untuk membantu pemulihan pascabencana. Kemampuan sejumlah bendungan untuk menahan banjir diperdebatkan sejumlah pakar.

Bendungan yang menahan air bah dari wilayah utara dianggap terlalu lambat dalam melepas air, sehingga banjir di daerah utara Bangkok dapat segera surut. “Bangkok telah tumbuh pesat dan semuanya dibangun di dataran rendah rawan banjir,” kata ekonom pembangunan Sawai Boonma. syarifudin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar