Cari di Website Ini

Jumat, 01 Juli 2011

Memaknai Persentase Lulusan S3 dari Negara Asing di Amerika Serikat



Statistik menunjukkan bahwa lulusan S3 di Amerika Serikat (AS) didominasi oleh mahasiwa dari India 83%, China 82%, Inggris 76%, Iran 67%, Argentina 62% dan seterusnya hingga urutan sepuluh besar dipegang Korea Selatan 37%.


Penulis mencoba menyoroti besarnya persentase lulusan S3 di AS itu berdasarkan perspektif Strategi dan Manajemen Pertahanan. Kita semua menyadari, besarnya minat warganegara India, China untuk belajar di Negeri Paman Sam tersebut tidak hanya dimotivasi oleh keinginan meningkatkan kesejahteraan hidup. Tapi keberadaan mereka sebagai bagian dari grand design oleh pemerintah negara mereka untuk proyek peradaban masa depan.

Kita mengetahui, India merupakan negara demokrasi terbesar di dunia, jika dilihat dari jumlah penduduknya. India terkenal dengan industri outsourcing mereka yang terbesar di dunia. Mereka memiliki para pakar IT yang sangat handal dan banyak perusahaan software seperti Microsoft yang mengalihdayakan pekerjaan mereka pada para pakar IT dari India, terutama di Bangalore yang terkenal sebagai pusat outsourcing lintas negara.

Sedangkan China merupakan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia, setelah menggeser posisi Jepang. Saat ini kekuatan ekonomi China tidak bisa dipandang sebelah mata. Hampir seluruh produk yang ada di dunia, ada produk serupa yang dibuat di China. Penetrasi produk-produk China ini telah masuk hampir ke semua negara, termasuk AS, Eropa, apalagi Asia. Dengan berada di posisi kedua sebagai kekuatan ekonomi terbesar di dunia, China tinggal selangkah lagi untuk mengalahkan AS sebagai kekuatan ekonomi terbesar di dunia.

Belum lagi ambisi China yang terus menguatkan militernya. Tentara China merupakan yang terbesar di dunia dengan lebih dari satu juta personil. Kekuatan militer China ini terus ditambah setiap tahun dengan modernisasi peralatan militer mereka. Bahkan saat ini China sedang dalam tahap penyelesaian pembuatan kapal induk pertama mereka. Kerangka kapal induk itu dibeli dari kapal induk Uni Soviet yang tidak rampung diselesaikan karena Uni Soviet keburu runtuh. Kapal induk itu kemudian teronggok di Ukraina dan dibeli oleh China untuk dibangun kembali. Jika kapal induk itu berhasil beroperasi, maka China menjadi negara di Asia pertama yang memiliki kapal induk buatan sendiri.

Itu artinya, India dan China sedang menyiapkan skenario besar untuk menjadi pemimpin di kawasan Asia dan dunia. Terutama China yang saat ini menjadi kekuatan ekonomi dan militer yang disegani AS. Banyaknya warganegara mereka yang belajar di AS dapat dimaknai sebagai persiapan China untuk membangun peradaban mereka di masa depan. Mereka memiliki proyek besar sebagai negara paling berpengaruh di dunia.

Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Kita tentu harus banyak belajar dari negara-negara lain, terutama bagaimana China dan India membangun kekuatan ekonomi dan militer mereka. Banyak pekerjaan yang harus diselesaikan bangsa Indonesia untuk mengejar ketertinggalan di berbagai sektor. Sebenarnya Indonesia di awal masa kemerdekaan telah memiliki pondasi yang kokoh untuk menjadi kekuatan yang disegani dunia. Sumber daya Indonesia sangat melimpah untuk diolah sendiri oleh para anak bangsa agar menjadi kekuatan pertahanan yang dihormati bangsa-bangsa lain. [*]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar